Kita dan Buku Tebal

Ibarat buku tebal bahkan sampai berjilid-jilid, bisa saja dibaca hingga tuntas, namun tak ada jaminan tiap kata akan dipahami seluruhnya. Sangat jauh dari kehebatan seorang Imam Syafi’i.

Begitulah juga kita. Selama apapun kita berteman, selalu saja ada yang tak bisa kita pahami tentang masing-masing kita. Mengapa begini, mengapa begitu. Kita lantas kecewa bahkan sampai kesal karena ketidaksepahaman. Ketidaksepakatan. Ketidakmengertian. Karenanya, kita sangat perlu menebalkan rasa sayang yang pada akhirnya, kita hanya butuh saling memaklumi.

Bila ada orang lain bertanya tentang siapa aku, seolah saja kaulah yang paling percaya diri memaparkannya. Kau tahu, ketika itu aku merasa spesial. Kau seperti sudah merekam baik-baik lebih dan kurangku. Padahal, aku sangat yakin kau sering merasa betapa aku terlalu banyak menyimpan rahasia. Tak kuberitahu padamu.

Kawanku, percayalah itu bukan karena kau tak penting belaka bagiku. Hanya saja, terkadang kita memang hidup berkalung rahasia.
Pahamilah. Bila kau saja tak kuberitahu, bagaimanalah kisahnya aku akan memberitahu pada selainmu? Sebenarnya kau lebih berhak tahu ketimbang orang lain, bukan?

“Selama kau mengenal hanya lewat apa kata orang lain, aku adalah apa yang tak pernah kau baca secara sempurna.”
Aku menemukan kalimat itu di sebuah postingan Instagram milik @tausiyahku_. Membacanya, seperti saja aku sedang menekuri pertemanan kita.

Jadi, aku berharap kau tak lagi punya alasan mendengarkan kicauan orang lain tentangku. Ketika ada yang mengganjal di hatimu tentangku, kau punya aku sebagai narasumber utama dan pertama untuk kau percayai. Ada saat di mana aku tak lagi tahan dan akan menumpahkan lava dari resahku. Semoga itu adalah di saat kau datang dengan segunung penasaran. Kalaupun belum, yakinkan dirimu aku akan selalu baik-baik saja. Tak ada yang perlu kau khawatirkan. Aku hanya sedang mengukur diriku sendiri.

Aku selalu yakin, kau akan memilih lebih mempercayaiku ketimbang mempercayai mulut orang yang tak mengenalku. Karena aku juga selalu belajar demikian padamu. Semoga tentang ini kita sepakat. :) 

Suka Damai,
Ditulis pertama kali pada: GB-23 Oktober 2016

Ditulis ulang dan revisi pada hari ini: GB-18 April 2017

Komentar

Exister