Tarantula atau Suzanna? (Fobia Part I)

Sekitar 2 minggu lalu…



Gara-gara posting si ulat bulu yang anteng berpose nangkring di atas selembar daun, teman-teman ada yang bereaksi geli juga jijik, gak di IG atau di FB, akhirnya aku jadi ingat kejadian kemarin.

"Waawaaaa… Nonton apa, Ade?"
Aku dari kamar ke ruang tengah melihatnya di depan tipi bareng emaknya sambil nyengir-nyengir miring khas miliknya.

"M~?!,@#*,_。twg,..-!?"
Dia ngomong gak jelas seolah menjawab. Tapi, aku dengarnya dia seperti sedang ngunyah angin.

Pas kulihat tipi, "Ih, apaan itu?!!"

Kutatap lamat-lamat, perasaanku mulai tak enak. "Kyaaaaakk…"
Aku langsung ngacir pas zoom kamera bergerak mundur. Merinding.

"Ade kok nonton gitu? Ganti!" Aku ngamuk setelah agak menjauh. Dia tetap nyengir tak peduli, berdiri tepuk tangan sambil ngoceh.

"Yaelah…" Emaknye Adhwa Khairunnisa a.k.a Wawa ketawa meremehkan. "Hayooo… kamu mending liat ini apa Suzanna?"

"Hmmmm… liat Suzanna aja deh." Aku menjawab ngawur, tak pikir panjang. Padahal saat lihat Suzanna juga bisa buat ngacir.

"Hiiiiiiii… Kalo aku mending liat ini deh daripada liat Suzanna. Hiiii… kalo yang ini mau ada di depanku pun, aku biasa aja. Tapi, kalo Suzanna… hiiii"

Dia merinding berkali-kali gara-gara Suzanna. Aku merinding juga. Hanya sekali, tapi lama baru berhenti gara-gara makhluk yang di-shoot makro di tipi itu. Gelinya ampun. Seperti ada yang langsung menjalar di tubuhku.

Tak tahu sejak kapan aku jadi parno pada hewan-hewan berkaki banyak dan lumayan panjang itu, apalagi kalau hewan yang memiliki capit. Tak tahu juga ini termasuk fobia atau bukan. Yang jelas, rasa-rasanya aku masih bisa bertahan berada di ketinggian atau dalam kegelapan ketimbang disodorkan gambar atau video tentang hewan itu dan atau sejenisnya di depan mataku, apalagi aslinya. Hiiii… bisa-bisa aku…..... haish. Aku berharap tak pernah ketemu.

Aku jadi ingat doa "lucu" seorang kakak tingkat di kost dulu semasa aku kuliah. Karena dia sudah beberapa kali digigit oleh kutu yang bersarang di kasur, karpet ataupun sejenisnya, dia tulis besar-besar sebuah doa di dinding kamarnya dengan kapur Bagus - merk racun serangga. Doanya begini, "Ya Allah, lindungilah aku dari binatang buas itu."
Dia bilang buas seolah saja dia serupa predator di hutan rimba, padahal parasit kecil itu bahkan hampir tak terlihat oleh mata. :-D

Begitulah. Terkadang memang kita bisa mengatasi rasa takut pada hal-hal umum yang sering pula ditakutkan orang banyak, tapi di dalam diri kita juga ada ketakutan-ketakutan tersembunyi yang bisa jadi hanya dimiliki oleh kita dan segelintir orang atau malah sangat jarang diidap orang lain yang kita sendiri pun tidak terlalu mengerti mengapa itu kita takuti sementara orang lain biasa saja. Sebab itu, ketika aku mengetahui ada begitu banyak nama-nama fobia di dunia medis dan psikologi, aku tak lagi heran. Meski itu hanya dialami oleh kurang dari 10 orang di dunia, misalnya. Karena aku mengalaminya sendiri, meski bisa jadi yang kualami itu tidak termasuk kategori fobia. Hehehe...

Jadi, kalau kau mau berniat buruk padaku, tak perlu susah-susah. Cukup sodorkan gambarnya saja, kau sudah sukses buat aku benci padamu. :-D

Suka Damai,
GB-12 April 2017

Komentar

Exister