Ikut Divaksin

Selain tentang selebriti dan politik yang tak pernah habis diberitakan, belakangan ini media sedang ramai membahas tentang vaksin, terutama vaksin MR yang sedang digalakkan. Dan aku ada mengikuti beberapa penjelasannya, baik yang pro maupun kontra.

Hari ini Pak RT datang ke rumah dan bilang akan memberikan vaksin. Aku deg-degan sejenak. Tapi, saat ditanya, "pelihara kucing kah?", aku hampir ketawa. Oh, ternyata vaksin rabies untuk Mima dan dua anaknya, si belang. :-D

"Ada, Pak." Pas pula Mima sedang baring bersama anaknya di dekatku, menghangatkan diri.

"Ada 3. Ini, sama 2 anaknya," jawabku sambil menggendong Mima saat ditanya ada berapa.

"Oke. Semuanya divaksin ya. Takutnya anak-anak gak sengaja digigit terus kena rabies. Kucing dan anjing sama aja. Biasanya kalau habis disuntik itu, yang punya rabies gak lama mati. Tapi, kalau gak punya malah jadi gemuk," Jelas Pak RT. Aku mengangguk-angguk saja. Aku belum serching benar tidaknya penjelasan tadi. Tapi, sempat juga aku membela diri eh Mima bahwa sejauh ini Mima tak pernah sembarangan menggigit. Malah aku yang sering jail memasukkan jariku ke mulutnya sewaktu dia belum jadi emak-emak. :-D

Saat menggendong Mima untuk disuntik, tiba-tiba aku merasa lucu lagi. Yang lagi ramai kan vaksin MR, tapi yang singgah di rumah malah vaksin rabies. *Entah, apa nama vaksinnya. Tak sempat kutanya pada bapak dan mas-mas yang menemani Pak RT---yang sebenarnya adalah petugas dari Dinas Kesehatan Hewan. *Begitu katanya. Dan jujur aku baru tahu ternyata ada dinas itu, sampai-sampai aku nanya kedudukannya itu juga di Dinas Kesehatan (untuk manusia) atau bukan. Dan dijawab lain, bukan, beda. Aku merasa bego karena malah menanyakan itu. :-D

Tak juga sempat kutanya apa kandungan vaksinnya. Apakah ada "babi"nya. Ada sertifikat halal dari MUI gak. Ada efek samping apa aja setelah divaksin. Apa ada kasus KIPI-nya juga? *Eh emang hewan juga diimunisasi? :-D :-D :-D
Halah!! Kebawa isu vaksin MR sih... hihihi

Meski demikian, aku sempat bertanya, "ini bayar berapa?"
"Ah gak. Ini dari Dinas langsung. (Di kepalaku pun seketika ada kata gratis. Padahal gak tau juga kalau dari sana selalu gratis atau gak. :-D ) Langsung aja (suntik sana)." Pak RT yang jawab.

Alhamdulillaaah, batinku. Aku gak pegang duit lebih dari 20 ribu soalnya. Oh, kasian. Wkwkwk...

Mima sempat berontak sedikit. Anaknya malah anteng aja, meski si belang hitam sempat melarikan diri dulu. Hihi

Setelah berterima kasih dan mereka pamit, aku kembali ke kamar. Eh, tak lama Mima sekonyong-konyong datang dan baring di pangkuan. Itu sudah sangat jarang dia lakukan, apalagi setelah melahirkan 4 anak---dua saudara si belang sudah pergi mendahului. *jadi sedih :'(

Mima berbaring lemas. Ada perasaan khawatir muncul. Apakah vaksinnya berefek negatif. Apa Mima kena rabies. Apa dia tak lama lagi akan mati karena vaksin itu? *Jadi baper karena penjelasan Pak RT tadi.

Aih, aku mulai mengerti gelisah dan khawatirnya ibu-ibu yang anaknya "harus" divaksin MR itu. Padahal Mima dan anak-anaknya "hanyalah" hewan piaraan, bukan anakku. :-(

Kendati demikian, aku masih percaya vaksin untuknya tadi adalah hal baik. Untuknya, untukku, dan anak-anak yang sering mengajaknya bermain.

Semoga demikian pula para orang tua baik yang pro vaksin---tapi tetap gemetar cemas karena isu miring yang beredar---maupun yang antivaks---dengan segala alasannya, juga seluruh anak-anak Indonesia yang divaksin MR atau vaksin lainnya bahkan yang tidak divaksin; tidak memperoleh apapun selain kebaikan dan hikmah.

Semoga Allah yang Maha Memelihara senantiasa melindungi. InsyaAllah. Aamiin. :-)

Suka Damai,
GB-24 Agustus 2017

Komentar

Exister